INSIDE STORY: Melanie Subono, 20 Tahun Hidup dengan Sel Kanker dan Tumor

Administrator | 16 November 2013 | 09:02 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - HAMIL dan punya anak adalah impian wanita yang telah menikah. Pun begitu dengan Melanie Subono. Keinginannya untuk punya anak sangat kuat. Namun takdir berkata lain.

Oleh dokter, ia divonis tidak akan bisa punya keturunan akibat sel kanker yang bersarang di rahimnya. Sedih pastinya. Ia berusaha menerima kenyataan dengan lapang dada. Ia bersyukur diberi umur panjang dan dikelilingi orang-orang yang menyayanginya.

Menginjak usia 37 tahun, aktivitas wanita bertubuh jangkung yang pernah menyabet runner up Elite Model Look 1997 ini semakin hari semakin beragam. Selain ngamen dari satu panggung ke panggung lain dan menjadi aktivis lingkungan, Melanie juga siaran di radio dan merampungkan dua buku.

"Aku sekarang punya acara radio sendiri seminggu sekali, di i-Radio. Setiap hari ada saja kegiatan yang aku lakukan," buka Melanie ditemui di sela acara talk show Myriads International “Reborn Yourself-Beauty, Young, and Healthy”, Minggu (3/11) lalu, di Grand Indonesia, Jakarta Pusat.

Tetap aktif, namun Melanie tidak memforsir memborong beberapa pekerjaan sekaligus dalam sehari. "Ada orang yang dalam sehari bisa mengambil tiga job. Aku enggak begitu. Apalagi dengan kondisi tubuhku," katanya. Selalu terlihat ceria dan tampil rock 'n roll, banyak orang tak sadar di baliknya ada rasa sakit yang tak tertahankan.

"Sudah 20 tahun aku hidup dengan sel kanker dan tumor. Sudah sekian kali pula aku operasi. Terakhir operasi dua tahun lalu. Perawatan melulu. Obat-obatan yang aku konsumsi pun enggak jelas. Sekali waktu badanku bisa kayak junkie, besoknya tiba-tiba enggak lagi," ungkap Melanie. Dibilang kanker, menurut Melanie bukan kanker seperti pada umumnya.

"Sel kankernya ada, tapi itu tumor hidup. Sampai aku divonis enggak bisa punya anak, malah juga enggak boleh bayi tabung," ceritanya. Melanie menolak kemoterapi dan mencari alternatif pengobatan. Tidak juga berhasil.

"Aku enggak mau kemoterapi, tapi yang masuk ke badanku adalah radiasi, nuklir, dan lainnya. Sekian kali operasi, sekian kali penyakitnya dikeluarkan, tetap saja tumbuh lagi, tumbuh lagi. Begitu terus,” katanya. Segala macam penyakit bisa bersarang dalam tubuhnya. Ia mengibaratkan tubuhnya seperti tanah subuh yang gembur, yang bisa ditanami pohon jenis apa pun. “Dari tumor hidup, sel kanker, segalanya ada. Ibarat menanam pohon, aku ini tanah yang gembur banget buat berbagai jenis penyakit. Hormon dan darahku pada dasarnya juga sudah enggak seimbang," terang sulung dari tiga bersaudara ini.

Ketakutan akan mengalami hal terburuk sempat menghantui pikirannya. Beruntung, tidak berlarut-larut. "Bosan sakit, sampai akhirnya aku bersikap masa bodoh. Selama 20 tahun mengalami sakit yang sama, lama-lama kita bakal cuek juga," tukasnya.

Terlalu sering operasi, rahim Melanie, seperti diakuinya, hancur. Hidup terus berjalan. Tidak bisa ia diam saja, menyesali nasib. "Aku bawa senang saja. Rock 'n roll saja. Buat apa dipikirkan. Habis mau bagaimana lagi," Melanie yang baru saja membentuk duet rock n' roll bersama Sarah Wijayanto ini mengaku pasrah.

Ia teringat satu momen yang membuatnya drop. Sadar tidak bisa punya keturunan, ia mendapati kenyataan adiknya, Christy, hamil dan punya anak. Bukan senang, hatinya malah teriris.

"Teman-teman seumurku punya anak, aku, sih oke ya. Tapi begitu adik sendiri hamil dan punya anak, aku drop banget. Padahal sebelumnya aku sudah melatih diri, bagaimana menghadapi (kenyataan) kalau adikku nantinya punya anak. Ternyata apa yang aku latih enggak ada gunanya. Adikku bilang, 'Kak, aku hamil!' Aku drop banget. Itu drop paling parah yang aku alami," kata Melanie kepada Bintang.

Adik bisa punya anak, kenapa aku enggak bisa, protes Melanie saat itu. Beruntung, ia cepat bangkit dari keterpurukan. Mata hatinya mulai terbuka. Apa yang dialaminya belum seberapa dibanding orang-orang lain di sekitarnya.

"Aku sehari-hari bekerja di jalanan. Intinya kalau kita buka mata dan tengok ke arah yang benar, kita akan tahu bahwa kondisi kita jauh lebih baik daripada orang lain. Sebaliknya, kalau kita lihat yang bagus terus, kita akan merasa kondisi kita buruk terus," beri tahu wanita kelahiran Hamburg, Jerman, 20 Oktober 1976 ini.

(ind/adm)

Penulis : Administrator
Editor: Administrator
Berita Terkait