Pengakuan Seorang Gay: Seperti Wanita, Lelaki Juga Ingin Dimengerti

Vallesca Souisa | 22 April 2021 | 21:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Percaya tak percaya. Publik figur yang kita kenal sehari-hari di layar kaca, ternyata memiliki 'rahasia tabu' nya. Isu artis-artis penyuka sesama jenis, atau LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) sesungguhnya sudah lama tinggal di balik gemerlap dunia hiburan. Nilai-nilai kehidupan sudah lama bergeser, tanpa kita sadari.

Tak dapat dipungkiri, “kaum” ini memang ada di tengah kita, dan mereka memiliki kisahnya sendiri. Tak hanya dari dunia hiburan, teman di sekeliling kita pun ada. Menjadi LGBT kini pilihan hidup. Namun, yang belum bisa memahami, kerap bertanya, kenapa pria bisa menyukai sesama pria? Bagaimana mereka dapat merayu pria berkeluarga dan akhirnya jatuh ke pelukan mereka? Ya, memang terjadi. Lelaki normal yang sudah berkeluarga pun bisa terjerat asmara sejenis. 

Kebetulan, Bintang bertemu dengan seorang pria, AS, berusia 35 tahun, dari sebuah komunitas gay di Jakarta. Dia seorang pengusaha (maaf, foto, nama lengkap, identitas, latar belakang sumber minta untuk tidak disebutkan). 

“Saya Tahu Bagaimana Membuat Pria Tertawa dan Ketagihan ...”

AS dikenal sebagai laki-laki yang elegan dan smart di antara koleganya. Mengenai orientasi seksual, dia menyebut dirinya natural born gay. Faktor keluarga, khususnya minimnya peran ayah sejak masa kecil, membuatnya merasa “kehausan” akan figur ayah.

Sejak kecil, dia sudah merasakan memiliki ketertarikan pada sesama jenis. Mulanya ia memendam kenyataan ini. Sempat mengagumi seorang wanita semasa kuliah dan mengencaninya. Tetapi dorongan lain dalam diri, menuntun AS lebih memilih cinta pria ketimbang wanita. Selepas lulus kuliah di tahun 2001, ia baru berani membuka diri, mengungkap cinta, menjalani hubungan asmara, dengan sesama jenis, layaknya hubungan asmara antara pria dan wanita.
“Tidak ada kebahagiaan yang sempurna sebagai gay. Karena kodratnya laki-laki ya dengan perempuan. Jika masih bisa berubah dan meninggalkan, lebih baik hidup normal,” demikian AS membuka perbincangan.

Umumnya ada tiga tipe gay, yaitu Top (mereka yang lebih kuat sisi kelaki-lakiannya), Bottom (mereka yang lebih kuat sisi feminim-nya), Versatile (sosok yang lebih fleksibel, memiliki sisi maskulin dan feminim). AS menggambarkan dirinya adalah gay tipe bottom, yang umumnya memiliki kepribadian ceria, lucu, menyenangkan. Memiliki cara bereaksi dan berpikir seorang wanita, tetapi tetap rasional.

“Saya mampu membuat diri saya menjadi pusat perhatian dengan kepribadian saya. Kepercayaan diri saya dan kemampuan berkomunikasi saya, mampu membuat laki-laki maupun perempuan nyaman. Saya tahu benar bagaimana membuat laki-laki tertawa terbahak-bahak, bercerita pada saya bagaimana perasaannya dan membuat mereka ketagihan, untuk mencari saya”.


Menggantikan Istri yang Lengah ...

Bagaimana seorang laki-laki dapat merengkuh seorang laki-laki? Sama seperti percintaan wanita dan pria, ada proses. AS dan kaumnya, memiliki intuisi, bagaimana mereka dapat membaca apakah laki-laki yang mereka suka, juga memiliki orientasi seksual sama.

Tetapi, AS pernah mendobrak keterbatasan itu. Ia jatuh cinta pada laki-laki normal berkeluarga, dan laki-laki itu membalas cintanya. Yang membuat terhenyak, laki-laki normal ini meninggalkan keluarganya. Kita, wanita yang mendengarnya, tentu merasa terancam. Siapa yang tidak?
Ini bukan sekedar hubungan seksual. “Semua berawal dari pertemanan. Laki-laki normal ini, sebut saja RA, adalah suami dari teman saya. Saya, RA, dan istrinya sering hang out bareng. Istrinya seorang wanita cantik dan powerful. Memiliki posisi penting di kantor dan pintar. Pertemuan intens, mulanya hanya membuat RA menyukai saya sebagai sosok yang dapat membuat dia tertawa terbahak-bahak”.

Dimana bertemu AS, RA merasa terhibur. Menjalani pernikahan di tahun kedua, RA merasa hubungan pernikahan tidak seindah yang dibayangkan saat masa pacaran dulu. “Setelah pernikahan berjalan, ia merasa istrinya bukan sosok yang bisa mendengarkan dengan baik dan tidak memperlakukan dia sebagaimana dia ingin diperlakukan. Kedekatan kami, pertemuan-pertemuan kami selanjutnya, terjadi tanpa istrinya, dan di setiap pertemuan ini dia banyak menceritakan tentang istrinya dan ketidakpuasannya.”
Laki-laki normal juga memiliki sisi feminim dan sisi mellow, demikian AS menggambarkan. Di antara kedekatan yang terjalin dengan RA itu, AS diam-diam jatuh cinta dengan RA yang rupawan. Bagaimana lantas dia memikat RA lebih jauh?

“Dia membutuhkan tempat untuk didengar, dimengerti. Saya menyediakannya. Saya selalu memberikan sapaan ringan. Saya melancarkan komunikasi intens, yang membuka rasa nyaman. Hal-hal yang tidak dia dapatkan dari istrinya. Kedekatan intens, rasa nyaman akan tumbuh menjadi kebutuhan. Dari rasa butuh, lama-lama akan memikirkan. 'kamu lagi ngapain?', 'aku perlu kamu', saat sampai tahap ini, apapun bisa terjadi selanjutnya,” demikian AS menuturkan.
Dalam situasi ini, kesalahannya, ia akui, ia memanfaatkan situasi hubungan rumah tangga RA. “RA kemudian mengalami sensasi cemburu, ketika saya dekat dan sulit ditemui, dan dia tahu saya bertemu laki-laki lain. Sensasi cemburu sesama pria adalah sensasi yang membingungkan. Dan bagaimana akhirnya kami sampai pada tahap hubungan yang lebih intim?

Semua berawal dari sentuhan ringan. Ketika dia tidak menolak, maka akan terjadi sentuhan-sentuhan selanjutnya. Tetapi saya tekankan di sini, laki-laki normal yang dapat berubah menjadi gay, biasanya laki-laki yang sensitif. Pesan saya buat para wanita, dengarkanlah suami kalian. Sama seperti wanita, laki-laki juga ingin didengar dan dimengerti,” pungkas AS.

Hubungan AS dan RA berlanjut. Tragisnya, RA sampai pada tahap meninggalkan istrinya dan bercerai.
 
 

Penulis : Vallesca Souisa
Editor: Vallesca Souisa
Berita Terkait