Nasida Ria 44 Tahun Lebih Bertahan, Dari Rebana ke Musik Modern

TEMPO | 5 Mei 2019 | 12:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Perjalanan panjang dialami grup musik kasidah Nasida Ria di era 1970-an hingga sekarang. Kelompok musik Islami yang didirikan oleh Muhammad Zain itu awalnya sengaja diciptakan sebagai ajang mencari bakat menyanyi para santri remaja perempuan di asrama dengan musik rebana.

“Grup Nasida Ria yang berbekal rebana sering dibawa ke mana-mana  salah satu organisasi sayap Golkar,” kata vokalis Nasida Ria generasi pertama, Rin Jamian, saat diskusi tentang Nasida Ria yang digelar komunitas Histeria Semarang, 12 April 2019 lalu.

Meski hanya alat musik sederhana, kehadiran Nasida Ria kala itu disambut antusias publik. Salah satunya bantuan organ tunggal usai pentas di Balai Kota Semarang. Namun, harus diakui dalam latihan Nasida Ria selalu kreatif mengembangkan alat musik yang tak hanya rebana.

Salah satu alat musik ada awal dirintis pernah menggunakan pianika berbasis tiup. Tapi konsep rebana dan pianika berbasis tiup tak bertahan lama.

Grup musik Islami rebana itu mulai mempopulerkan menjadi irama kasidah dengan konsep musik lebih modern saat memakai organ tunggal bantuan Wali Kota Semarang Imam Suparto. “Karena sering pentas di kantor, saat itu belum ada Kasidah,” katanya.

Tak hanya bantuan dari pejabat partai dan wali kota, keberadaan grup kasidah yang dikelola Muhammad Zain banyak mendapat sumbangan alat musik seperti bas, gitar dan seruling dari perusahaan rokok.

Hingga kini, Nasida Ria tampil dengan konsep band. Di antaranya menggunakan keyboard, drum, hingga biola. Makin lama, pamor Nasida Ria makin meningkat.

Bahkan, grup musik GIGI membawakan ulang Lagu Perdamaian. Lagu ini masuk dalam album repackage 'Raihlah Kemenangan' milik GIGI pada Ramadhan 2005. Dengan gaya GIGI, irama kasidah berpadu dengan rock menjadi rockasidah pada lagu Perdamaian. Selain GIGI, duet Anang dan Syahrini membawakan lagu Suasana di Kota Santri milik Nasida Ria pada Ramadhan 2010.

Nasida Ria merupakan kelompok musik kasidah yang dibentuk di kawasan Kauman, Semarang, Jawa Tengah, pada 1975. Hingga kini, grup kasidah yang didirikan pasangan suami istri Muhammad Zain dan Hj Mudrikah Zain tersebut sudah melahirkan sekitar 34 album.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait