Melihat Fengshui dalam Persfektif Arsitektur Modern

HOME.CO.ID | 21 September 2020 | 16:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Arsitektur modern dengan tampilan minim detail pada rumah di Bandung ini mendapat pengaruh kuat dari penerapan-penerapan ilmu Feng shui.

Erwin Kusuma dan Regina Winarni, arsitek dari e.Re studio architects, Bandung menceritakan bagaimana keseruan dan kerumitan menyatukan ilmu desain arsitektur yang teoritis dan feng shui yang terkadang saling berseberangan.

Three Different Tought

Proses awal perencanaan, seperti di ceritakan Erwin berawal dari pertemuannya dengan pemilik rumah. “Keinginan klien simpel saja. Rumah modern yang clean look dengan penerapan feng shui di semua aspek,” kata Erwin. Selanjutnya, Erwin banyak bertukar pikiran dengan ahli feng shui kepercayaan klien. Mulai dari panduan peletakan ruangan (berdasarkan tanggal lahir), ukuran dan jumlah anak tangga, arah pintu, posisi sanitair, dan lain-lain.

“Klien tidak banyak ikut campur saat proses pengajuan desain. Mereka menyerahkan kebutuhan ruang sepenuhnya kepada saya,” kata Erwin. “Namun memasuki fase development dan detailing, keduanya mengajukan input spesifik berkaitan dengan kebiasaan dan hobi masing-masing. Uniknya beberapa di antaranya cukup kontrakdiktif sehingga arsitek harus mengupayakan jalan tengah yang bisa diterima keduanya. Proses ini cukup lama, dari desain awal 2014, pekerjaan konstruksi baru dimulai 2015 sampai September 2016 ” ceritanya.

Unordinary Facade

“Ego saya sebagai arsitek adalah menghasilkan bangunan dengan fasad tidak pasaran. Apalagi letak rumah di dalam cluster perumahan dengan fasad seragam atau hampir mirip yang membosankan. Saya ingin orang yang melewati rumah ini akan berhenti untuk menengok. Kebetulan klien menginginkan hal serupa,” cerita Erwin. Sesuai saran ahli feng shui, orientasi rumah yang menghadap Barat-Timur seperti ini, pintu utamanya harus dibuat miring.

“Dampak negatifnya, akan terjadi pemborosan lahan. Padahal lahan rumah ini tidak luas, hanya 350 meter persegi. Agar konsisten, tidak hanya pintu yang diletakkan miring. Massa bangunan pun saya miringkan sebagian dan sebagian lagi dibuat lurus dengan pusat orientasi di tengah bangunan. Pertemuan miring-lurus ini di-highlight dengan feature tangga berdesain modern, open tread style dengan kombinasi kayu dan besi,” kata Erwin.

Open Air Circulation

Erwin mendesain rumah dua lantai seluas 323 m2 ini agar ramah lingkungan. ”Hampir seluruh area rumah memiliki jendela-jendela besar agar rumah tidak butuh lampu saat siang hari. Untuk sirkulasi udara yang maksimal sebagai pertukaran udara panas yang efektif, saya menambahkan sudut-sudut kecil seperti teras untuk memasukkan udara segar,” ungkap Erwin. Ia juga menyebutkan hal krusial yaitu taman selebar 5,5 meter yang membelah ruang keluarga dan ruang makan. Taman tengah ini tersebut berfungsi memberi draft agar angin masuk ke dalam rumah. Desain ini awalnya ditentang banyak pihak karena dianggap membuang space berharga untuk ruangan,” jelas Erwin.

Local Feature

Erwin banyak memakai material alami untuk ditampilkan, seperti kayu untuk memberi kontras dan menghangatkan bangunan serta interior yang modern. Erwin memberikan detail pada bagian belakang bangunan yang biasanya luput dari penataan, berupa ekspos dinding bata berpola. “Semuanya material lokal. Kayu jati untuk pintu, tangga, dan kabinet kamar mandi dari Blora, Jawa Tengah. Kisi-kisi kayu di fasad depan menggunakan kayu yellow balau atau kayu bangkirai berdiameter 2x2 cm,” jelas Erwin.

“Untuk interior, saya menggunakan kayu seperti trembesi dan jati untuk meja makan dan kursi. Kayu ini mengimbangi banyak kabinet berwarna hitam dan gloss yang di-finishing dengan PU high gloss. Finishing ini sangat disukai klien, karena memberikan kesan mewah,” Erwin menutup percakapan. 

Penulis : HOME.CO.ID
Editor: HOME.CO.ID
Berita Terkait